Malam yang Tak Biasa: Teman Kerja Suamiku Menginap di Rumah

Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairahyang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori dip*rk*sa. Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Roni mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya

Dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Bram. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Bram, diperjalanan dia hanya mengakatakan
“Maaf Sinta..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun.

Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perk*saan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangs*ng hebat oleh ser*ngan itu dan masih menyisakan ga*rah.

Tanpa sadar ternyata Bram telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’,
“Sinta aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-str*ngku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-str*ngku dengan cepat,

Tapi saat itu juga Bram telah menyergapku lagi dan langsung menc*umiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bug*lah aku diahadapannya. Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku.

Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?
”Bram..lepaskan aku Bram..ingat kau teman suamiku Bram..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara n*fsu dan malu,

Tapi Bram terus menekan hingga aku berteriak saat pen*snya menyeruak masuk ke dalam vaginaku,ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa cel*na d*lam.
“Ahhhh?Braam..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..

Clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnyayang besar keluar masuk di dalam vaginakuyang sudah sangat basah hingga memudahkan pen*snya bergerak. Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar des*h nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya.

Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang “Ahhh?..” ternyata aku orgasmeterlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perk*saan yang aku nikmati. Sepuluh menit kemudian Bram mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Bram di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginakupenuh dengan cair*n kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Bram terkulai di atasku.

“Maaf Sinta aku tak kuasa menahan n*fsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan mener*wang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Roni pulang hingga pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang,, Roni dan Bram berpamitan untuk nerangkat ke kantor.

Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang t*npa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Bram ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Roni sangat mempercayainya maka dia izinkan Bram pulang sendiri.

Bram masuk dengan kunci milik Roni dan melihat aku sedang berenang t*npa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya,
“Bram..kenapa kau ada di sini?” tanyaku,
“Tenang Sinta suamimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”,

Aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnyayang besar mengangguk angguk saat dia berjalan tel*nj*ng masuk ke dalam kolam “Pantas sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku. Aku buru-buru berenang menjauh tetapi tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga.

Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Bram di dalam kolam. Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan v*gin*ku hangat sekali, ternyata Bram ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.

Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi v*gin*ku dan memasuki liang sengg*maku..aku hanya menggigit bibir menahan ga*rah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku,nafasnya kuat sekali pikirku. Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnyayang besar telah meneyruak menggantian lidahnya? “Arrgghh..”

Er*ngku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Roni. Akhirnya aku membiarkan dia memperk*saku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjil*ti buah d*d*ku sambil terus memasukan penisnyakeluar masuk.

Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, g*la aku mulai menikamti perk*saan ini, pikirku, tapi ternyata ga*rahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku.Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyet*buhi kembai tubuh mulusku..

”Kau sangat cantik dan s*ksi Sinta..ahh” bisiknya ditelingaku.
Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pant*tku mengimbangi goyangan l*arnya.

Hanya suara er*nggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku,clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya. Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku“Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam,

“Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami org*sme. Sebentar kemudian Bram lah yang berteriak panjang, “Kau hebat Sinta..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam v*gin*ku. G*la hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku.

Setelah dia mencabut pen*snya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.

Setelah Roni pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Roni dapat memberikan kep*asan padaku. Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar,

Lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah d*d*ku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap dia berbalik dan menyerangku. Ternyata yang kudapatkan adalah bentakannya
“Sinta..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.

Aku yakin Bram juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu.Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Roni di depan komputer dan lampu di kamar Bram.

Tampak samar-samar Bram keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku. Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Bram mengeringkan tubuh. G*la kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah pen*snya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.

Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali pen*s itu masuk ke dalam v*gin*ku yang memang masih haus. Perlahan aku membelai-belai vaginakuhingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Bram, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsuyang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Bram dan langsung mengunci pintu dari dalam.

Bram sangat terkejut “Sinta..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Roni ada di kamar seberang. Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya,

Bram hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Bram tersenyum sambil memperlihatkan penisnyayang semakin membesar dan tampak berotot. Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya,Bram yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendes*h perlahan merasakan pen*snya aku k*lum dan his*p dengan n*fs*ku yang sudah memuncak.

Sambil mulutku tetap di dalam pen*snya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan v*gin*ku di mulut Bram yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap v*gin*ku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Roni yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas pen*snya yang sudah meng*cung teg*ng dan besar panjang.

Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lub*ng v*gin*ku, rasanya berbeda dengan saat aku diperk*sanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu s*nsasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan b*tang pen*s Bram masuk ke dalam v*gin*ku “Ahh..sssfff..Braaam!” er*ngku perlahan menahan suara ga*rahku agar tidak terdengar,

Aku merasakan seluruh pen*snya memenuhi v*gin*ku dan menyentuh rah*mku. Sungguh suatu s*nsasi yang tak terbayangkan, dan s*nsasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pant*tku naik turun sementara tangan Bram dengan puasnya terus memainkan kedua buah d*d*ku memuntir-muntir p*tingku hingga berwarna kemerahan dan keras

“ahh..ahh..” demikian er*ngan kami perlahan mengiringi suara pen*snya yan keluar masuk v*gin*ku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafs*nya mend*d*k Bram duduk dan meng*lum buah d*d*ku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *